Wednesday, May 28, 2014

Pagi Takkan Datang



Mungkin benar juga,
Aku tak ingat pernah mewarnai satupun mimpi
Hingga wajahmu muncul diantara cemara yang tumbuh rimbun
Di tepian telaga yang kukenang

Sampai kuhentikan sejenak perjalanan merajut puisi
Sebelum kemudian engkau menjemputku lagi
Hari itu, tak ada kata yang terucap dari bibirmu, seperti biasa
Diammu tak pernah bisu dan selalu membuatku ingin menulis kata

Kau yang tak bisa kudekap selamanya
Aku tahu sayap kita takkan mengikuti gelap
Sebab sejatinya, kita adalah dua cahaya yang hanya ingin terlelap
Dan aku rela, jikalau suatu saat kepaknya tak lagi menuruti kehendak

Bukankah telah banyak yang membuka mata,
Dan meruapkan sedihnya ke timur cahaya?
Agar mentari membasuhnya,
menghapus cerita yang hakikatnya kan selalu hidup dalam dada..

Tidurlah, cinta yang selalu ingin kusapa
Walau pagi takkan datang untuk kita
Sampai nanti, tatkala kita siap meninggalkan pejam dan air mata yang mengalir di kedua sudutnya
Esok kan ada sepasang sayap yang menghilang dalam remang, jua dalam terang

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search